Kopdar-Radit-Hilman Oh sungguh menyenangkan

Sabtu kemarin (31/) gue deg-degan luar biasa. Bukannya apa-apa, karena pada hari itu gue akan melakukan Kopi Darat (Kopdar) untuk pertama kalinya. Yup, gue akan ketemu dengan para blogger aktif, yang sering bergentayangan di blog orang, atau yang rajin kasih komen ke postingan blogger lain (mungkin juga yang sering nongol di blog kalian).

Gue sangat menunggu hari ‘H’ itu, Wah rasanya seperti gue akan di sunat untuk kedua kalinya. Stres, takut, keringet dingin, pokoknya ekstrim deh.

Saking kepinginnya gue datang ke Kopdar itu, gue ampe bela-belain begadang di kantor, gak tidur, agar besok sabtunya gue bisa dapat jatah libur, biar kata mata sepet, badan lelah, Hari Kopdar itu adalah hari yang sangat bersejarah dan paling gue tunggu, gue gak mau gagal lagi kayak hari minggu seblumnya. Kawan-kawan ini demi kalian!!!!!.Yeah.

Jam setengah satu lewat gue udah sampai di Gramedia Depok, karena kita emang janjian disana, sekaligus nonton Talkshownya Raditya sang Basot. Gak perlu nunggu lama, karena sohib gue Don Danang telah datang, tapi kita gak langsung ketemu cipika-cipiki dulu. karena si Don mau ke WC.

Sambil nunggu Don gue lihat seorang pemuda lucu, cungkring, dengan rambut kribo, dan memakai baju ‘Basot’, gue merenung, merawang, sapakah orang ini?.

Setelah lama berpikir….

Aha!!..itulah Bena Kribo..

Tadinya gue sempet mikir Bena yang gue lihat itu adalah binatang peliharaan yang sengaja di pelihara oleh Managemen Gramedia untuk memeriahkan Talkshow Basot ini.

Hampir aja gue samperin Bena, dan bilang

“ Bena…ayo berguling….berguling”

“ Bena Jongkok…”. “Good Dog..”

He..he… ampun Bena, Piss!!!.

Selain Bena gue ketemu Ridu,Aris,dan Dania setelah salaman dan saling berkenalan satu sama lain, disusul kemudian Don, bersama temannya Kiki yang baru aja datang dari WC.

Singkat cerita agenda pertama kita adalah nonton Talkshow Raditya, disini gue dan Don sadar diri akan umur kita yang sudah terlalu uzur, oleh sebab itu kita mundur sedikit demi sedikit ke belakang dari posisi awal yang paling depan.

Emang benar Talkshow disana, gue ama Don memang terlihat seperti om-om diantara para anak-anak korban pedofilianya. Sangat kontras sekali.

Saat Radit datang, suasana Talkshow emang jadi geeeer banget, karena si Basot ini menampilkan stand up comedy yang kocak abis, apalagi si Radit yang emang seumuran ama gue dan Don sempat meyinggung tentang masa lalu yang waktu itu sudah terkontaminasi sinetron asal Taiwan, Pai Shu Chen si Siluman Ular Putih yang terkenal ngucapin “ Ada apa suamiku? “…Ho..ho kalo gak salah sinetron itu gue tonton pas SMP.

Belum lagi kesamaan kejadian Radit saat di tolak cewek waktu SD.

Karena si cewek yang di tembak Radit bilang “ NAJIS LO ". Persis banget apa yang diucapkan gebetan gue waktu di SD saat nembak dia..yihaa ternyata kita sama ya dit, toss!! PLOK!.

Hah, kalo gue inget ceritanya Radit kayak nostalgia zaman dulu…Lo emang oke banget Radit….I LOVE U AHHHH…

Setelah selesai talkshow, kita ketemu Diana Bochiel sama adik sepupunya Gita. Ternyata pas gue lihat Si Bochiel ini, memang lebih kecil dari yang gue bayangin.

Ditambah temen gue Nina dan calon dokter Aditya, pacarnya, kita semua jalan ke Foodcourtnya Margocity, yang setelah kita sampai di sana, sungguh mengecewakan karena banyak makanan yang kita gak kenal dan gak bikin napsu, makanya akhirnya anak-anak pada beli minum aja.

Gue pikir para blogger ini orangnya kocak-kocak, dan cerewet seperti yang gue bayangin, nyatanya GAK!!, mereka kalem-kalem semua, gak senarsis yang gue lihat di blog mereka. Mungkin mereka malu bergaul dengan gue yang dah setua ini..

Lihat aja foto di bawah ini..kalem, dan muka seperti ingin narsis tapi tertahan.

atau

Mungkin lain waktu kita bisa lebih mencair lagi ya guys?.

***

Mumpung lagi bahas Raditya dengan buku terbarunya ‘Babi Ngesot’, terus terang gue ini adalah penggemar barunya, buktinya gue hanya punya bukunya yang ke-4 aja.

Sebelumnya gue sangat amat tergila-gila dengan Hilman Hariwijaya yang terkenal serial Lupusnya, bahkan gue dah baca bukunya dari mulai ‘Kejar Daku Kau Kujitak’, sampai ‘Lupus Retrun’ yang paling terbaru.

Wah Hilman gak ada matinya emang, Lupus memang benar-benar menggambarkan sosok pemuda yang cuek, easy going, tapi tetap peduli sama sekitarnya, walaupun Lupus dah melewati jaman yang berbeda-beda.

Seperti di kutip dari sini. Kisah Lupus menggambarkan gaya hidup remaja, sarat dengan humor orisinal, terutama unik dalam bahasa dan pilihan kata yang seenaknya. Tapi justru dengan gaya bahasa seperti itulah yang pernah dianggap merusak bahasa Indonesia-Lupus menjadi produk yang khas, disukai dan diakrabi para remaja.

Dan gue pikir Lupus, satu-satunya sekuel cerita remaja yang bertahan hingga sekarang..dengan penjualan menembus hingga jutaan kopi.

Sedangkan Radit adalah orang yang selalu sial dalam hidupya, Hiperbolis dalam mengungkapkan kalimat, dan penggunaan kata yang apa adanya, lebih tepatnya vulgar, tapi itu semua merupakan bentuk apa adanya seorang Radit. walaupun setelah baca bukunya, kita hanya bisa tertawa lepas saja, tanpa bisa berimajinasi yang lebih dalam

Kalo gue membandingkan dengan Radit dan Hilman, tentu sangat berbeda, meskipun gaya tulisan mereka adalah humor serta ngocol. Tapi gue pikir Si Radit akan bisa menggantikan kejayaannya Lupsu, yang karena emang sudah gak lucu dan ngocol seperti dulu lagi.

Mungkin ini memang jamannya blak-blakan, apa adanya, bahkan lebih parah dalam pengrusakan tatanan kalimat bahasa Indonesianya. Tapi ya itulah, Radit beda dengan Hilaman, si Radit telah menggiring pembacanya yang kebanyakan remaja seperti ini, jedar-jeder dalam penyampaian.

Ya tetapi apapun juga Radit is Radit

Hilman is Hilman

Dua figure penulis, panutan gue saat ini.

Bandingkan, yang terawat (kiri) dan tidak terawat (kanan).

Sumber Foto Kopdar, nyolong tanpa ijin dari:Bena,Ridu,Bocheil.